Satu lagi satir dari Black Mirror di episode 2 berjudul Fifteen Million Merit. Meski diset seperti di masa depan, saya melihat bahwa hampir setiap elemen dari setting masa depan tersebut merupakan simbol yang relevan dengan keadaan dan kondisi di hari ini.
Orang-orang di sana setiap hari bersepeda untuk mengumpulkan merit. Mirip dengan kondisi saat ini di mana orang-orang bekerja, mengumpulkan uang, menghabiskannya, dan kembali bersepeda untuk melanjutkan siklusnya dari awal.
At some point of time, ketika merit sudah terkumpul, pesepeda tersebut dapat mencoba peruntungannya untuk menunjukkan bakatnya agar dapat keluar dari siklus itu.
Akhir ceritanya merupakan sesuatu yang satir dan sinis, cenderung nihilis kalau tidak mau disebut pessimist. Di dalam Fifteen Million Merit, sang pemeran utama bernama Bing tidak terima akan sistim yang berjalan setelah temannya yang bersuara emas berakhir menjadi bintang film porno setelah suara emas-nya dinilai tidak cukup baik. Bing, bekerja keras dan menabung merit, sampai mencapai 15 juta merit untuk tampil di acara talenta yang sama hanya untuk meracau akan ketidak-adilan sistem dan mengancam akan membunuh dirinya sendiri dengan potongan kaca tajam. Seluruh elemen acara talenta terdiam sebelum akhirnya salah satu dewan juri berdiri dan bertepuk tangan memuji aksi Bing yang dia nilai sangat otentik dan menginspirasi.
Kisah selanjutnya, Bing ditampilkan melakukan racauan dan ancaman yang sama, namun kali ini, dirinya melakukannya di depan kamera di acaranya sendiri yang mendapatkan sambutan luar biasa dari penduduk lain. Hidup Bing kini sudah jauh lebih baik daripada ketika dirinya mengayuh sepeda.
What can you get from this ?
Seseorang bisa saja begitu idealis menantang sistem, namun ketenaran dan kekayaan membuatnya menjadi partisipan sistem tersebut.
At some point of time, people are just the same.