One of the most unforgettable episodes of Black Mirror. Pahit dan bikin paranoid, karena kisah ini mengenai cyber-security. Yang bisa saja terjadi kepada kita anytime anywhere. Betapa tidak, ketika hal yang paling pribadi dan memalukkan diketahui oleh orang lain (hacker) dan orang ini mengancam akan menyebarkan kejadian ini, bisa dikatakan orang-orang akan melakukan apapun untuk mencegah agar ini tidak disebarkan. Digital blackmailing. Mengerikan sekali.
Most people would do anything to keep their darkest secret remain hidden. Even killing other human if necessary. Shut Up & Dance memperlihatkan hal tersebut.
Saya jadi bertanya-tanya, mengapa banyak dari kita sulit sekali mengakui kesalahan kita? Sepertinya owning a mistake merupakan suatu trait yang cukup jarang diperlihatkan. Wajar memang, ditengah masyarakat yang highly judgmental seperti sekarang ini. Namun demikian, meski masyarkat seperti itu, saya sebetulnya yakin mereka sendiri juga punya dark secret-nya masing-masing, if not then it will be. Sometimes its just a matter of time.
Owning a mistake or owning a failure.
Biasanya, ketika failure terjadi yang terpikir pertama kali adalah hal-hal di luar diri kita, ketimbang hal-hal di dalam diri kita. Jika dipikir-pikir lagi ke belakang, apakah orang tua kita juga mengajarkan kita untuk owning our mistake? Or maybe even, apakah orang tua kita juga menunjukkan caranya owning their own mistake?
When it comes to failure, most people tend to blame. Most other people tend to become self-centered almost immediately. Saya pun termasuk di antara orang-orang tersebut.
Owning a failure or mistake bisa jadi merupakan salah satu kunci kebahagiaan diri, dan jika kita belajar darinya, kita bisa menjadi the better version of ourselves.
“Yet its really cool to talk about failure from a point of success or power.” – Cristel Carrisi