Year : 2019

Di tahun 2019 ini, saya ingin melakukan seperti yang kebanyakan orang lakukan.

Membuat resolusi.

Meski dibarengi dengan suara kecil di belakang kepala yang secara konstan terus berdengung, “Paling bertahan berapa lama sih ?”

Saya tetap membuatnya.

Tahun-tahun sebelumnya saya tidak membuatnya karena saya setuju dengan suara di belakang kepala saya itu. Saya setuju kalau saya kerap menyabotase rencana dan niatan diri saya sendiri untuk lebih baik.

Sehingga saya menjalani hidup saya di tahun-tahun sebelumnya secara auto-pilot. Mengalir dan hope for the best.

Tahun ini memang berbeda. Saya tergerak untuk membuat resolusi dan menjalankannya.

Kalau saya pikir-pikir, ini bisa tercetus karena postingan beberapa teman di Instagram (saya sih mengalami sendiri, beberapa postingan teman malah memacu saya untuk lebih baik dan lebih baik lagi sebagai individu, so its all relative). Beberapa teman saya di IG kerap post hal-hal yang menyenangkan. Liburan keluar negeri. Bercengkrama dengan pasangan dan orang-orang terkasihnya. As much as we know bahwa gambaran di IG is only a fraction of its true reality, its also a reality nonetheless. Beberapa postingan saya akui membuat saya merasa tertinggal jauh di belakang, namun tidak sering juga ada postingan-postingan yang membakar semangat dalam diri untuk lebih baik dan lebih hebat lagi (padahal postingan-postingannya semua sama). Ini menjadi salah satu momentum buat saya membuat resolusi di tahun ini.

Di antara semua postingan teman-teman saya di IG, ada satu postingan yang memberikan efek cukup besar bagi motivasi saya menjalani hidup lebih baik. Postingan ini datang dari adik kelas saya sendiri ketika di kampus dulu. Namanya Ajeng. Seperti kebanyakan teman-teman, saya hanya mengikuti perkembangan tentang teman-teman saya di media sosial. But, in Ajeng, I’ve seen something special.

Saya pikir, Ajeng menjalani sekaligus mengalami personal transformation yang mengagumkan. Sepanjang yang saya ketahui, Ajeng semakin berhasil memiliki kondisi fitness dan bentuk badan yang ideal. Selain itu, Ajeng juga terlihat semakin melebarkan pengalamannya melalui banyak travelling baik di dalam maupun di luar negeri. All in all, transformasi Ajeng dapat dirangkum di postingan IG-nya (@asmarandhany) kemarin (31/12).

Screen Shot 2019-01-01 at 20.00.09

Membaca tulisan ini, saya terkagum-kagum. Personal transformation yang dialami oleh Ajeng ternyata lebih dari sekadar kebugaran dan travelling. Dan sungguh saya terhenyak ketika membaca petikan dari tulisannya :

I love my own space and the peace that comes with it.

Its a powerful statement. Saya menyadari bahwa tidaklah mudah untuk mencintai ruang yang kita miliki sendiri di dalam diri sendiri, apalagi menjadikannya sebagai salah sumber dari kedamaian hati.

Mencintai diri sendiri dalam kesendirian dan keheningan diri tidak bisa serta-merta diperoleh. Khususnya ketika diri ini kerap mengkhianati janjinya sendiri.

Khususnya ketika diri ini cenderung menyabotase perkembangan diri sendiri.

Melalui ketidak-disipilinan dan ketidak-konsistenan.

Saya termasuk orang yang sulit untuk disiplin. Saya termasuk orang yang susah konsisten. Apalagi jika itu menyangkut hal-hal yang saya janjikan terhadap diri saya sendiri. Kredibilitas diri saya, bagi diri saya sendiri sudah hancur berantakkan.

I just don’t trust myself to transform and to experience true growth that come with it.

Saya menyadari sekali, jika saya ingin menjadi lebih baik, langkah pertama yang bisa saya ambil adalah memperbaiki hubungan saya dengan diri saya sendiri.

I have to make me trust myself again.

Bagaimana caranya ? Dengan menunaikan janji yang sudah saya cetuskan kepada diri sendiri. Saya ingin mengalami seperti yang Ajeng alami. Menjalani dan mengalami personal transfomation yang sedemikian impactful sedemikian mendalam dan mendasar yang mampu mengubah pandangan terhadap diri sendiri secara lebih baik dan positif.

Saya yakin, ketika itu mampu saya jalani dan selesaikan, hidup saya pun akan berubah signfikan menjadi lebih baik.

Saya ingin menjadi pribadi yang terpercaya dan kredibel, untuk diri saya sendiri.

Saya mulai dari situ. Karena really :

The only thing stands between me and greatness is my own selves.

Let’s do this.

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.